Definisi retorika persuasif adalah “seni berbicara atau menulis yang efektif atau persuasif,” di mana bahasa digunakan untuk memiliki efek yang meyakinkan atau mengesankan pada audiens yang disapa.
Seni retorika kuno sebenarnya berawal dari periode Klasik pada masa Yunani kuno. Para ahli retorika Yunani kuno sering menggunakan gaya berbicara persuasif untuk public speaking ketika menyapa warganya di Yunani kuno. Seiring berjalannya waktu, retorika tetap menjadi pusat pendidikan di dunia barat selama hampir 2.000 tahun. Di dunia modern, retorika masih menjadi bagian integral dari wacana manusia, digunakan oleh para pemimpin dunia dan mahasiwa untuk memperdebatkan sudut pandang mereka.
Perkadang di bangku kuliah, dalam karir akademis seorang mahasiswa, dosen bisa saja memberikan tugas untuk menulis esai persuasif yang mendukung atau menentang topik tertentu. Terlepas dari apakah kamu pernah mengikuti kursus retorika atau tidak, kamu dapat menerapkan prinsip retorika untuk menulis esai persuasif yang efektif yang meyakinkan audiens untuk menerima sudut pandang tertentu.
Agar meyakinkan seperti Aristoteles, esai persuasif kamu harus didasarkan pada logika yang masuk akal dan bukti faktual yang mendukung keseluruhan argumen. Jika kamu berkeinginan menulis esai persuasif, berikut beberapa tip yang akan membantu kamu memperdebatkan topik kamu seperti ahli retorika sejati.
DAFTAR ISI
Pilihlah posisi yang kamu sukai
Langkah pertama dalam menulis esai persuasif adalah memilih topik dan memilih sisi. Jika topiknya adalah sesuatu yang kamu yakini, tentunya akan membuat seluruh pengalaman menalaah suber, menulis, dan memperdebatkan perspektif kamu terkesan lebih pribadi. Memilih topik yang menarik bagi kamu pada tingkat emosional atau sentimental akan membuat berargumen lebih mudah. Selain itu, kemungkinan besar kamu sudah mengetahui banyak informasi tentang topik tersebut, jadi kamu tidak akan bingung sumber mana yang perlu kamu telaah untuk mendukung argumen mu.
Telaahlah kedua sisi secara saksama
Every argument has a counterargument—this is one of the staples of rhetoric. To convince your reader to agree with you, you must be knowledgeable of the opposing side. As important as it is to thoroughly research your topic, identifying and studying both sides of the argument will help you develop the strongest supporting evidence possible. During the research process, gather as much information as you can about the topic at hand. Use your school’s resources like the library, academic journals, and reference materials. With a full understanding of your topic, you’ll be able to readily counter the opposition and assuage any follow-up questions that might cast doubt on your claims.
Setiap argumen memiliki argumen negasi yang berlawanan. Ini adalah salah satu pondasi daasr retorika. Untuk meyakinkan pembaca agar setuju dengan kamu, kamu harus memiliki pengetahuan tentang sisi yang berlawanan. Meskipun penting untuk meneliti topik kamu secara menyeluruh, mengidentifikasi dan mempelajari kedua sisi argumen akan membantu kamu mengembangkan bukti pendukung yang paling kuat. Selama proses penelitian, kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang topik yang sedang dibahas. Gunakan sumber daya sekolah atau kampus kamu seperti perpustakaan, jurnal akademik, dan bahan referensi. Dengan pemahaman penuh tentang topik kamu, kamu akan dapat dengan mudah melawan oposisi dan meredakan pertanyaan lanjutan yang mungkin menimbulkan keraguan pada klaim kamu.
Buat draf pernyataan dalam topik kalimat
One of the most important elements of your persuasive essay is your thesis statement, which should tell readers exactly what your stance encompasses. Without a forceful thesis, you won’t be able to deliver an effective argument. The construction of your thesis statement should include the “what” and the “how” of your argument—what is the argument you are trying to convince your readers to accept? And how will I convince my readers that the argument is sound? While the “how” may become clearer as your essay progresses, your thesis statement should set up the organizational pattern of your essay while presenting your position.
Salah satu elemen terpenting dari esai persuasif kamu adalah topik kalimat, dimana seharusnya memberi tahu pembaca apa sebenarnya yang tercakup dalam pendirianmu. Tanpa tesis yang kuat, kamu tidak akan bisa menyampaikan argumen yang efektif.
Konstruksi pernyataan tesismu harus menyertakan komponen “apa” dan “bagaimana” dari argumen kamu. Seperti argumen apa yang kamu coba yakinkan untuk diterima oleh pembaca? Dan bagaimana kamu meyakinkan pembacamu bahwa argumen tersebut masuk akal? Sementara “bagaimana” mungkin menjadi lebih jelas saat esai kamu mulai berkembang, topik kalimatmu harus mengatur pola susunan esaimu saat mempresentasikan posisi kamu.
Buat struktur atau garis besar
Membuat kerangka makalah akan memberi kita pandangan yang jelas tentang argumen kita dan cara pengembangannya. Pikirkan secara kritis tentang kekuatan dan kelemahan argumen kita — mana yang paling efektif untuk memperkenalkan bukti pendukung terkuat? Untuk masalah retorika, mungkin tidak bijaksana menyimpan yang terbaik untuk yang terakhir. Alih-alih, gunakan kerangka untuk mengaturnya sejak awal, dengan menancapkan setiap poin dalam bukti, analisis, dan argumen tandingan. Buat daftar semua klaim utama dan penelitian yang mendukung setiap poin. Membuat struktur kerja akan memungkinkan kita untuk memecah argumen dalam urutan yang logis dan ringkas, yang akan membuat proses penulisan lebih mudah.
Tulislah dengan integritas dan empati
The most successful rhetorical arguments draw on three main elements: ethos (ethical reasoning), logos (logical reasoning), and pathos (passionate reasoning). If amassed perfectly, these three components will make your argument so powerfully robust that nobody could disagree. However, this is easier said than done; even master rhetoricians struggle to find a balance of these three elements. Ethically, you’ll want to make sure you aren’t misleading or manipulating your argument. Logically, your points must be based in fact and progress in a way that makes sense. Passionately, you should emphasize your evidence and use strategic repetition to compel your audience. The key is to find a harmony or balance among these three elements, writing with integrity and empathy.
Argumen retoris yang paling sukses mengacu pada tiga elemen utama: ethos (penalaran etis), logos (penalaran logis), dan pathos (penalaran yang meyakinkan). Jika dikumpulkan dengan sempurna, ketiga komponen ini akan membuat argumen yang sangat kuat sehingga tidak ada yang bisa tidak setuju. Namun, ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan; bahkan ahli retorika masih susah menemukan keseimbangan dari ketiga elemen ini ketika menulis. Secara etis, kita ingin memastikan bahwa kita tidak menyesatkan atau memanipulasi argumen kita. Logikanya, poin kita harus didasarkan pada fakta dan berkembang dengan cara yang masuk akal. Dengan penuh semangat, kita harus menekankan bukti dan menggunakan pengulangan strategis untuk memaksa audiens kita setuju. Kuncinya adalah menemukan harmoni atau keseimbangan di antara ketiga elemen ini, menulis dengan integritas dan empati.