Belajar TOEFL yang berkualitas bukan kuantitas

Banyak orang merasa butuh waktu berbulan-bulan bahkan brtahun-tahun untuk bisa menggapai nilai TOEFL 550. Sebagian ada yang merasa putus asa dan berhenti belajar TOEFL karena setelah sekian lama belajar tetap saja tidak mencapai nilai yang di harapkan.  Dari pengalaman saya mengajarkan TOEFL hampir selama delapan tahun, saya belajar satu hal tentang TOEFL bahwa

“belajar TOEFL itu cukup sekali. Sekali capek.”

Study-Room

Hindari kesalahan kebanyakan TOEFL enthusiast

Kesalahan yang sering dilakukan oleh TOEFL enthusiast adalah belajar setengah hati, tidak total dan ingin instan. Bagi kebanyakan orang belajar TOEFL hanyalah sebagai sampingan, dipelajari disela-sela kesibukan, berharap dalam waktu singkat bisa mendapatkan nilai impian. Ada yang dengan segenap kesibukannya sehari-hari, berkerja di sana-sini, ikut berbagai kegiatan, ingin bisa hadir di berbagai acara dan pada saat bersamaan ingin bisa mraih nilai tinggi di TOEFL.

Alhasil, setelah sekian lama belajar TOEFL, baik mandiri ataupun di les, bahkan ada yang sampai satu tahun lebih, tetap saja tidak menyentuh angka minimal yang diminta oleh kebanyakan pemberi beasiswa, 500. Mulailah rasa putus asa muncul, merasa diri tidak pandai, dan bahkan ada yang menyalahkan pengajar yang tidak bisa menaikkan nilai mereka.

Tentukan perioritas

Ah andai saja kita mau sedikit berpikir lebih logis, berhenti sejenak dan bertanya “Selama ini sudah sejauh mana saya benar-benar menginvestasikan waktu, tenaga dan pikiran untuk belajar TOEFL? Apakah saya benar-benar total mempelajarinya, adakah saya meluangkan minimal satu jam dari waktu hari-hari saya untuk fokus belajar?” Karena apabila TOEFL bisa diraih dengan mudah, maka hampir semua pelajar akan ke luar negeri. Tapi kenyataannya tidak. Hanya segelintir orang saja.

Dalam hidup ini, ketika kita menginginkan sesuatu, tentunya akan ada yang harus kita ikhlaskan. Tidaklah bijak kalau kita berharap mendapatkan semuanya tanpa ada pengorbanan sedikitpun. Oleh karena itu kita perlu menetukan urutan prioritas dalam rencana kita. Apabila ke luar negeri adalah cita-cita, maka sudahlah pasti TOEFL tinggi merupakan sebuah keharusan. Untuk mencapai nilai TOEFL, tentunya perlu usaha yang sungguh-sungguh dan ketekunan dalam belajar. Ada kegiatan, kesibukan, waktu yang harus kita tinggalkan. Ada yang harus kita ikhlaskan. Tergantung prioritas kita. Dan ini tentunya kembali pada diri kita sendiri. Mana yang lebih penting.

Study_Quitely

Belajarlah TOEFL dengan efektif

Daripada menyambi belajar TOEFL dalam rentang waktu yang lama, namun tidak efektif dalam belajar, lebih baik sisihkan waktu selama dua tiga bulan dan mulai belajar TOEFL dengan tekun tanpa ada gangguan kerja dan kesibukan lainnya. Pilihlah waktu yang tepat ketika kita sudah tidak sibuk lagi seperti waktu liburan, dan ambillah les ketika LIBUR bukan dikala SIBUK. Kalau tidak mungkin punya waktu kosong maka sisihkanlah waktu minmal 1-2 jam setiap hari untuk mengulang materi TOEFL yang diberikan dikelas.

Belajarlah dengan total, berikan yang terbaik yang kita miliki, waktu, tenaga dan pikiran untuk belajar. Pelajari setiap materi dengan baik.  Apabila ada yang perlu dihafal, maka hafallah dengan cara yang benar, kalau ada materi yang tidak dipahami dengan baik bertanyalah di kelas. Jadilah pelajar yang pro-aktif dalam mencari bahan tambahan pendukung untuk menambah pemahaman.

Dengan belajar sepenuh hati, total dan fokus maka belajar TOEFL itu cukup sekali. Tidak perlu berulang-ulang kali. Belajar dalam waktu lama itu membosankan dan melelahkan. Belajarlah sefektif mungkin.

Yang penting adalah KUALITAS bukanlah KUANTITAS.

Leave a Comment